Sebuah percakapan Iblis kepada anak buahnya :
"Jika kau ingin merosak sebuah keluarga, rosaklah dulu ibunya!!"
Beri ia perasaan akan rasa lelah bertubi yang membuatnya merasa lemah dan habis energi.
Jika ia sudah merasa lelah, ambil rasa syukurnya.
Biarkan ia merasa bahawa hidupnya habis untuk mengurus keluarga dan buatlah ia tidak memiliki apapun, selain lelah yang didapatnya.
Setelah kau ambil rasa syukurnya, buatlah ia menjadi orang yang tidak percaya diri.
Sibukkan pandangan matanya untuk melihat kebahagiaan orang lain dan buatlah ia lupa akan kebaikan yang ia miliki.
Buatlah ia merasa rendah diri dan merasa tidak berharga.
Jika itu sudah terjadi, ambilah juga sabarnya.
Gaduhkan hatinya agar ia merasa ada banyak hal yang berantakan dalam rumahnya, buatlah ia merasa betapa banyak masalah yang ditimbulkan dari anaknya, dari suaminya.
Goda lisannya untuk berkata kasar, hingga nanti anak-anak mencontohnya dan tak menghargainya lagi, lalu bertambahlah kemarahan demi kemarahan, hilanglah aura su
Syurga dalam rumah.
Dan kau akan menemukan perlahan, rumah itu rosak dari pintu seorang IBU.
SEKALI LAGI, MAKHLUK PENTING ITU ADALAH IBU.
Lelah yang tidak selesai menjadi tempat masuknya syaitan.
Ia mengambil bahagiamu, mengambil sabar dan syukurmu wahai ibu.
Jangan biarkan syaitan mengambil itu,
Jika kau lelah, rehatlah.
Jika kau lelah, berbagilah.
Sungguh tak ada satupun yang akan membiarkanmu merasa sakit sendiri, jika kau pandai menghargai dirimu.
Ringankan tugasmu , jangan menekan dirimu terlalu keras.
Sesekali tidak bermasalah rumahmu kotor
Tidak bermasalah juga betapa banyaknya pekerjaan yang belum engkau tuntaskan.
Jangan terjebak dalam waktu,
sungguh tugas muliamu jauh lebih penting dari sekadar rutin yang dilakukan setiap harinya.
Rehatlah...
Jika pun tak mungkin dapat melancong jarak puluhan kilometer untuk segarkan diri.
Sekadar menepi, menepilah...
Beri waktu untuk dirimu sendiri.
Sekadar melihat betapa banyak kebaikan yang kau punya, betapa manisnya keceriaan anak-anakmu, betapa bertanggungjawabnya suamimu.
Rasakan pelukannya, ada cinta dan ketulusanmu dalam tegap badannya.
Kau berharga ibu, jangan pernah lupakan itu.
Tapi saat mendengar masalah orang lain, kita semakin sedar bahawa perspektif kita menentukan cara pandang kita terhadap masalah.
Jika kita melihat peranan ini sebagai beban, maka kita hanya akan sampai pada titik lelah.
Jika kita memandang diri hanya sebatas pelaku rutin, kita tidak akan menemukan intinya.
Rewardlah diri kamu ibu.
sungguh perananmu jauh lebih besar dari semua keluhanmu.
Jangan biarkan syaitan merosak bahagia dengan mengambil rasa SABAR dan SYUKURMU.
dari bahagiamu, tercipta ketahanan sebuah keluarga.
Selamat beraktiviti sebagai Ibu dan Isteri yang HEBAT.
Selalu ada BAHAGIA di segala situasi
Ibu wajib bahagia.💖
Eina Tholhah
30 November 2017
Diizinkan Share dan kongsilah agar kita semua mendapat manfaat.
Sekiranya memahami, taipkan Alhamdulillah.
#SelfReminder
#keluarga9
No comments:
Post a Comment