Wednesday, September 30, 2015

Nyanyian Hati

Ku nyanyikan sebuah lagu
Dengan bait-bait kasih
Pada cerahnya siang
Bersama terangnya mentari
Bersama indahnya alam
Bersama merdunya unggas...

Ku nyanyikan sebuah lagu
Dengan bait-bait rindu
Pada damainya malam
Bersama sinar bulan
Bersama indahnya bintang
Bersama merdunya cengkerik...

Ku nyanyikan sebuah lagu
Lagu sekeping hati
Gemersik suara
Menyanyi bait-bait cinta
Mengungkap seribu kata
Menyingkap seribu makna
Pada Dia...
Yang Maha Mendengar.

Poppy field

Syukur alhamdullah dapat melukis...
Sangat tenang perasaan saya bila melukis.

Need to explore more...

Tuesday, September 29, 2015

Roses

Cubaan pertama guna berus cina

Life...be productive

Vinca in a pot

White flower

Vinca

Senangkanlah hatimu

Jika engkau dipuji
Senangkanlah hatimu
Jika engkau dikeji
Senangkanlah hatimu
Jika engkau disukai
Senangkanlah hatimu
Jika engkau dibenci
Senangkanlah hatimu
Jika engkau ada
Senangkanlah hatimu
Jika engkau tiada
Senangkanlah hatimu
Sesungguhnya...
Semua itu ujian
Buatmu....

Sunday, September 27, 2015

Hold my heart

Hold my heart
For better or worse
Hold it tight
Even when others don't
Hold me right
For the way I am...

Rose

Blowing in the wind

Friday, September 25, 2015

Choose

Choose your thought
Choose your intention
Choose your action
Choose your destiny
Choose wisely
Seek guidance
Have faith in your choice...

Rentisku...

Bermula cerita
Penerokaan sekeping hati
Menyusuri liku
Meredah onak
Merempuh denai
Merintis jalan
Mencari nur
Mengapai damai...

Langkah diatur
Merintis lorong taqwa
Satu perjuangan
Satu pengorbanan
Atas nama cinta
Atas nama rentisku...

Rentisku
Umpama sirah perjuangan nabi
Tiga belas tahun di bumi Mekah
Bersama yang sedikit
Bersama yang setia
Dalam kepayahan
Dalam kekurangan
Dalam kesepian
Merintih jua pada Dia
Yang selalu mengerti...

Rentisku
Tarbiyah sepanjang jalan
Yang memberi erti
Pengertian uluhiyyah
Bermakna di hati tika diuji
Penggantungan pada Dia
Yang selalu ada...

Rentisku
Kini umpama hijrah ke bumi Madinah
Bersama ukhwah
Bersama teman sejati
Pergi jua sepi
Hadir jua bahagia...

Rentisku
Penerokaan sekeping hati
Yang bercahaya
Menbawa nur
Menerangi lagi menyuluh
Masih merintis
Masih atas nama cinta
Cinta aku dan Dia
Selamanya...
Hingga bertemu Dia.

Nukilan
Rosnah Ahmad

Thursday, September 24, 2015

Everyday English...I Hear...

I hear birds chirping
I hear ducks quacking
I hear friends laughing
I hear raindrops

I hear mommy singing
I hear daddy reading Al-Quran
I hear azan

I hear with my ears
Thank you Allah
All praise be to Allah
Alhamdulillah...

EVERYDAY ENGLISH: REPETITION-I See

Children learn through imitation and repetition. I am using "I see". .with my 2 year old nephew Rayyan so he can use "I see....' for nouns as he explores...

Children also love singing and rhyming.

I see...

I see trees
I see roses
I see ladybirds
I see butterflies

I see mommy
I see daddy

I see with my eyes
Thank you Allah
All praise be to Allah
Alhamdulillah..

Rosnah Ahmad
rentis.blogspot.com

Wednesday, September 23, 2015

Salam Aidil Adha

Sejarah yang agung
Keteguhan iman kepada Pencipta
Pengorbanan seorang anak...

Ketaatan seorang nabi
Runtun sebuah perasaan
Pengorbanan seorang ayah...

Ketaqwaan seorang insain
Lunak hati beribadah
Pengorbanan seorang hamba...

Salam Aidil Adha
Maaf Zahir Batin
Rosnah Ahmad dan keluarga

Harta Dan Anak-anak Adalah Ujian

Tazkirah buat diri ini...

Anak-anak dan harta adalah ujian
...

Surah At-Taghabun, Ayat 14-18:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِن تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنفِقُوا خَيْرًا لِّأَنفُسِكُمْ وَمَن يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.

عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Tuesday, September 22, 2015

Lakaran Hati

Lakaran Hati
Rosnah Ahmad

Ku tarikan sebuah lakaran
Pada kanvas harapan
Melarik cita pada terangnya siang
Berteman alam
Bersama indahnya pelangi
Bersama merdunya unggas...

Ku tarikan sebuah lakaran
Pada kanvas rindu
Melarik cinta pada damainya malam
Berteman bulan
Bersama indahnya bintang
Bersama merdunya cengkerik...

Ku tarikan sebuah lakaran
Lakaran sekeping hati
Sedang berbunga
Bebunga cinta suci
Mekar mewangi...

Monday, September 21, 2015

Demi Amanah

Selagi daya
Selagi mampu
Selagi hidup
Tetap kususuri
Tetap kusuluhi
Tetap kusantuni
Demi amanah
Demi sikecil
Demi permata
Generasi pewaris...

Rosnah Ahmad

Everyone is a writer

Writing is not exclusive
Everyone can write
Everyone is a writer
Start and you will get motivated
Progress as you write
Don't be perfectionist
Be passionate....

Have Faith! EXECUTE

Love Me As I AM

Sunday, September 20, 2015

Pure Heart That Writes

It is not the book that makes you a good writer
It is the pure heart that writes with the clear intention and objective

Have Faith! Publish

Rosnah Ahmad
rentis.blogspot.com

Hati-hati!!!Jangan sampai melalaikan dan menyesatkan

Tazkirah buat diri ini:

Hati-hati dalam menulis, berkata-kata dan perbuatan kita..bimbang kita melalaikan dan menyesatkan...

Ya Allah
Ya Ghafur
Ampuni aku
Jadikan aku...
Orang yang sentiasa ingat
Orang yang beramal
Orang yang beriman
Hanya keranaMu
Ya Rahman
Ya Rahim...

Surah Luqman, Verse 6:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَشْتَرِي لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَيَتَّخِذَهَا هُزُوًا أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُّهِينٌ

Dan ada di antara manusia: orang yang memilih serta membelanjakan hartanya kepada cerita-cerita dan perkara-perkara hiburan yang melalaikan; yang berakibat menyesatkan (dirinya dan orang ramai) dari ugama Allah dengan tidak berdasarkan sebarang pengetahuan; dan ada pula orang yang menjadikan ugama Allah itu sebagai ejek-ejekan; merekalah orang-orang yang akan beroleh azab yang menghinakan.
(Melayu)

via iQuran

Wallahualam

Rosnah Ahmad aka Mak Long Nah...

Taqwa, Adil dan tawazun

Assalamualaikum sahabat yang dirahmati Allah...

Doa kita semua agar sentiasa taqwa, adil dan tawazun dalam memelihara amanah yg digalas.

Tawazun

Tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan menurut istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu persoalan. 

Semoga kita juga sentiasa memperbaiki akhlak serta menambah dan memperbaiki amal...

Surah Al-Araf, Verse 56:
وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

Dan janganlah kamu berbuat kerosakan di bumi sesudah Allah menyediakan segala yang membawa kebaikan padanya, dan berdoalah kepadaNya dengan perasaan bimbang (kalau-kalau tidak diterima) dan juga dengan perasaan terlalu mengharapkan (supaya makbul). Sesungguhnya rahmat Allah itu dekat kepada orang-orang yang memperbaiki amalannya.
(Melayu)

Surah Al-Araf, Verse 27:
يَا بَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُم مِّنَ الْجَنَّةِ يَنزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

Wahai anak-anak Adam! Janganlah kamu diperdayakan oleh Syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapa kamu dari Syurga, sambil ia menyebabkan terlucutnya pakaian mereka berdua untuk memperlihatkan kepada mereka: aurat mereka (yang sebelum itu tertutup). Sesungguhnya Syaitan dan kaumnya melihat kamu dengan keadaan yang kamu tidak dapat melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan Syaitan-syaitan itu teman rapat bagi orang-orang yang tidak beriman.

Surah Al-Araf, Verse 26:
يَا بَنِي آدَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ذَٰلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Wahai anak-anak Adam! Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu (bahan-bahan untuk) pakaian menutup aurat kamu, dan pakaian perhiasan; dan pakaian yang berupa taqwa itulah yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah dari tanda-tanda (limpah kurnia) Allah (dan rahmatNya kepada hamba-hambaNya) supaya mereka mengenangnya (dan bersyukur).

via iQuran

Sucikan niat dan jiwa

Tazkirah buat diri ini:

Sucikan niat dan jiwa dalam apa jua amal. Semoga kita tergolong dalam golongan yang beruntung iaitu golongan yang memilih jalan ketaqwaan...Aamiin.

Surah Ash-Shams, Ayat 7-10:
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا

dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا

sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu,

وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا

dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

via iQuran

Wallahua'lam.

Writing-A Spiritual Journey

Writing is a spiritual journey
It is a process of thinking
To find meanings
And sense of purpose...

Have faith! Publish...

Hidup dan mati

Dunia
Seringkali kau mengecewakan
Seringkali kau melalaikan
Seringkali kau memperdayakan...

Maha Suci Tuhan
Yang menjadikan hidup dan mati
Untuk menguji
Siapakah yang lebih baik amalnya...

Wahai diri
Sedarlah
Hakikat sebuah kehidupan
Bermula apabila nafasmu terhenti...

Akhirat
Kau jua
Tempat kembali yang lebih baik...

Rosnah Ahmad
rentis.blogspot.com

Saturday, September 19, 2015

Be unique

Be unique
Be yourself
Life is to complete
Not to compete
You make the world colourful
And wonderful
Stay positive...

Lahiriah & Batiniah

Perkongsian Pn Nurmah Ibrahim

🌻🌻 Diri Manusia terbahagi kepada DUA komponen - Lahiriah & Batiniah.

Komponen Lahiriah kita PERLUKAN KEMUDAHAN & KESELESAAN HIDUP.
manakala
Komponen Batiniah kita PERLUKAN KETENANGAN & KEBAHAGIAN HIDUP. 🌻🌻

Keperluan Hidup vs Tujuan Hidup

Perkongsian Pn Nurmah Ibrahim

Proses belajar utk menulis.
Dah jumpa padanan utk Teori Maslow.  Boleh tambah jika PLF PERMATA deliver ilmu.  Keperluan hidup vs Tujuan Hidup.
Maslow tekankan keperluan Hidup.  tapi hidup tidak lengkap tanpa Tujuan Hidup. 
Boleh kaitkan seperti Galah dan Buah.
Kita perlukan GALAH untuk Jolok (dapatkan) BUAH.  Tapi bukan galah yg kita hendak.  Kita nak BUAH untuk makan.
Jadi galah adalah ALAT untuk kita dapat HASILnya iaitu buah.
GALAH adalah KEPERLUAN HIDUP dan BUAH adalah TUJUAN HIDUP.  Tidak boleh pisahkan antara kedua ini. 

Oleh itu makanan,pakaian, kediaman, kenderaan dan kehendak-kehendak lain yg bersifat fizikal dan material adalah KEPERLUAN HIDUP. (MASLOW)
sementara
TUJUAN HIDUP adalah untuk BERIBADAH ( menjadi HAMBA kepada ALLAH) - Al Quran

Aku yang berjerebu

Aduh...
Pandanganku yang berjerebu
Mengapa fikiran tak menentu
Mengapa kabur dalam mendidik...

Ampuni aku...
Ya Allah
Ya Ghafur
Tiada yang sempurna
Melainkan Engkau
Ya Rahman
Ya Rahim
Hanya kepadaMu aku memohon petunjuk..

Thursday, September 17, 2015

Meet With Faith

Meet the needs
Meet the demand
Meet the opportunities
Meet the prosperities

Have Faith! Execute

Cinta Yang Abadi

Pandangan yang kelabu
Jalan yang berliku
Tetap mudah disusuri
Kerana cinta yang menunggu
Kerana rindu yang membara
Kerana janji yang pasti
Tetap yakin di hati
Segalanya indah menanti
Bertemu abadi...

Bersatu teguh

Hati yang patuh
Yakin yang penuh
Usaha yang sungguh
Bersatu teguh
Ukhwah yang utuh
Kehidupan ditempuh
Menuju kecemerlangan
Dalam jalan kebenaran
Dalam jalan kemuliaan
Dalam jalan keredhaan
Tuhan sekelian alam...

Santuni Fitrah! Transformasi Diri

Wednesday, September 16, 2015

Cinta

Cinta
Ada apa dengannya
Cinta
Apa ada dengannya
Cinta
Aku dan Dia
Cinta
Kerana Dia aku siapa
Tanpa Dia siapa aku...

~Rosnah Ahmad~
rentis.blogspot.com

Lead

If you cannot let go
You cannot grow
If you cannot delegate
You cannot lead
If you cannot manage
You cannot expand

Have Faith! Execute

Rosnah Ahmad
rentis.blogspot.com

Friday, September 11, 2015

Di saat aku memerlukan..

Di saat aku lelah
Di saat aku lemah
Di saat aku berserah
Hadir jua...
Tangan yang menolong
Tangan yang membimbing
Tangan yang memimpin
Hanya kepadaMu aku bersyukur

Kau Teman Rentisku

Wahai sang angin
Kau teman rinduku
Wahai sang bulan
Kau teman malamku
Wahai sang mentari
Kau teman siangku
Wahai sang unggas
Kau teman hiburku
Wahai sang burung
Kau teman nyanyianku
Wahai sang cengkerik
Kau teman lenaku
Wahai sahabat
Kau teman rentisku
Kau teman sejati...

~Rosnah Ahmad~

Mengumpat ( GHIBAH )

Terima kasih atas peringatan ini...

5 Zulkaedah 1436H
20 Ogos 2015

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتهُ

بِسْمِ  ٱللَّهِ  ٱلرَّحْمَـنِ  ٱلرَّحِيم

Mengumpat (Ghibah)

Secara sederhana,  ghibah adalah perbuatan mengatakan aib dan keburukan orang lain di belakangnya.

Pengertian ghibah ini secara jelas disebutkan oleh Nabi SAW dalam sebuah hadith yang bermaksud:
“Ghibah adalah engkau mengatakan saudaramu dengan apa yang ia tidak suka (untuk dikatakan).” Lalu ada sahabat bertanya, “Bagaimana jika saudaraku itu memang seperti apa yang aku katakan, wahai Rasulullah?” Baginda menjawab: “Jika saudaramu memang seperti apa yang engkau katakan, sungguh engkau telah mengumpatnya. Dan jika saudaramu itu tidak seperti apa yang engkau katakan, sungguh engkau telah memfitnahnya.” 
(Hadith Riwayat Muslim dan At-Tirmidzi)

Mahasuci Allah yang senantiasa menyembunyikan aib dan keburukan kita. Tanpa kasih sayangNya, kita hanyalah selongok daging hina, yang penuh dengan cela dan kekurangan. Kerana itu, sungguh tidak patut apabila kita sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan malah senang membuka aib dan mengatakan keburukan orang lain.

Imam Al-Ghazali menyebutkan beberapa faktor yang mendorong seseorang berbuat ghibah.

Pertama, melepaskan kemarahan. Jika sedang marah, seseorang akan dengan mudah menyebutkan keburukan. Kata-katanya seakan-akan tidak terkawal untuk mengatakan aib dan terlalu marah dengan kata-katanya yang penuh celaan dan makian.

Kedua, menyesuaikan diri dengan kawan-kawan, dengan berborak dan menyokong percakapan mereka, walaupun perbualannya itu sedang mengatakankan aib seseorang.

Ketiga, ingin lebih dahulu menceritakan hal buruk seseorang yang ditakuti akan mengatakan hal yang buruk mengenai dirinya pada orang yang disegani.

Keempat, ingin melepaskan diri dan tidak bertanggungjawab dari perbuatan buruk yang dikaitkan kepada dirinya.

Kelima, ingin membanggakan diri, mengangkat dirinya sendiri dan menjatuhkan orang lain.

Keenam, hasad dengki. Boleh jadi ia mendengki orang yang disanjung, dicintai dan dihormati ramai orang, kemudian ia berharap sanjungan itu lenyap dari orang tersebut, tetapi tidak menemukan caranya kecuali dengan memalukan orang tersebut di hadapan ramai orang.

Ketujuh, mengisi waktu lapang dengan gurau senda atau gurauan belaka, lalu mengatakan aib orang lain agar orang-orang mentertawakannya.

Kelapan, meremehkan dan merendahkan orang lain untuk menghinanya. Penyebabnya adalah kesombongan yang membuat seseorang memandang orang lain lebih rendah kedudukannya.

Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya:
“Celakalah bagi orang yang mengatakan sesuatu agar ditertawakan oleh orang-orang kemudian dia berbohong. Celakalah baginya, celakalah baginya”.
(Hadith Riwayat At-Tirmidzi)

Suatu ketika Jabir ibn Abdullah RA dan para sahabat lainnya pergi bersama Rasulullah SAW, lalu tercium bau bangkai yang busuk. Rasulullah SAW pun bertanya kepada para sahabat:
"Apakah kalian tahu bau apa ini? Ketahuilah, bau busuk ini berasal dari orang-orang yang berbuat ghibah (mengumpat)".
(Hadith Riwayat Ahmad)

Kerana perbuatan ghibah ini berkait rapat dengan lisan yang mudah bergerak dan berbicara, kita hendaknya selalu memperhatikan apa yang akan kita ucapkan. Jangan sampai tanpa disedari kita terjatuh dalam perbuatan ghibah. Dan bila kita boleh menjaga lisan ini dari menyakiti orang lain dengan tidak menggumpatnya atau membuka aib, InShaAllah kita akan menjadi Muslim sejati.

Justeru, jagalah lidahmu dan jangan melakukan ghibah.

Thursday, September 10, 2015

Pohon ukhwah


Daun-daun kelestarian
Bunga-bunga keindahan
Warna-warna kedamaian
Wajah-wajah kesayangan
Berkasih sayang
Ingat mengingati
Dalam kesabaran dan kebenaran
Bahagia dan membahagiakan
Berdoa dan merindu
Bertemu dan berpisah keranaNya
Mekar ukhwah di taman hati...
🍃🍀🌺🌹

~Rosnah Ahmad~

Tuesday, September 8, 2015

Anak kecil itu

Anak kecil itu
Rosnah Ahmad

Anak kecil itu
Ralik matanya
Memandang
Entah apa dibenak...

Anak kecil itu
Layu kakinya
Berlari
Entah apa ditunggu...

Anak kecil itu
Sepi suaranya
Bermain
Entah apa dibuatnya...

Anak kecil itu
Tidak kelihatan
Di luar
Entah mana perginya...

Anak kecil itu
Ada di dalam rupanya
Tunduk aja matanya
Jarinya saja yang berlari...

Anak kecil itu
Tangisnya dialih
Ragamnya diumpan
Cepat aja redanya...

Anak kecil itu
Alamnya di maya
Sayang sekali
Fitrahnya tidak dirai...

Anak kecil itu
Bagaimana jiwanya
Hidup atau mati
Entahlah...

Anak kecil itu
Kelak besarnya
Bagaimana...
Entahlah.

Get Things Done Through Others

HOMELINDA SASSERREADING WITH SASSLIVE-IT-OUT LEADERSHIP

Get Things Done Through Others

John Craig said, “No matter how much work you can do, no matter how engaging your personality may be, you will not advance far in business if you cannot work through others.”

I believe the number one challenge for entrepreneurs as well as leaders trying to grow their businesses to the next level is their ability to let go of being “the one” who makes things happen. Most of us have grown our careers by being good at getting things done. Leading, however, involves getting things done with and through others.

Getting things done and getting things done through others are two very different mindsets.

What makes transitioning from getting things done ourselves to getting things done through others so challenging? Here are some mindsets that we should purge in order to overcome our difficulties in working through others:

PurgeThe belief that you are the only one who can do it right“It’s quicker if I just do it myself.”Finding satisfaction in being a workaholicPerfection demandedNot tolerating mistakes from othersHow much I do determines my worthLeading everybody, being the boss of followersScoreboard is in the “doing”“I love closing the deals.”

On the other hand, we should adopt the following mindsets in an effort to work through others:

AdoptMake it safe for employees to learn and grow. Teach and mentor.Sustainability over quick-ability; re-create yourself through othersFinding satisfaction in being a leadaholicPerfection inspiredMistakes are acceptable if we use them as teaching momentsHow much I grow others’ talents determine my worthLeading leaders, inspiring everybodyScoreboard is in “leading” others to do“I love seeing my team close the deals.”

As you can see, the mindsets we need to purge are all about us, our own performance, and our own satisfaction. The mindsets we should adopt, on the other hand, are about growing and developing others and getting results as a team, which I find far more satisfying.

When we hang on to being “the one” who makes things happen, we continue to add to the business’s growth. However, when we work with and through others, we multiply the business’s growth and the number of people who make a direct impact on the success of the business. Which would you rather have?

A Wise Writer

Monday, September 7, 2015

Raikan Cinta

Raikan Cinta🌻🌸🌴
Rosnah Ahmad

Berbicara hati
Hati yang merintih
Hati yang merentis
Hati yang beruntung
Dalam diam
Dalam qiam...

Hati yang berbicara
Bertemu
Berkongsi cerita
Meluah rasa
Dalam mengapai cita
Demi meraih cinta
Kekasih yang sama...

Aduhai kasih
Aduhai sayang
Hati-hati yang berbicara
Usah bersedih
Usah ragu
Usah gentar
Sucikan dirimu
Bersatulah
Berpesanlah
Dari hati ke hati
Dalam jalan kebenaran
Dalam jalan kemuliaan...

Pesan dari hati ke hati
Senangkan hatimu
Semarakkan cita
Raikan cinta
Cinta yang satu
Demi waktu
Yang melewati
Sebelum ianya...
Terhenti.

Meraikan Cinta

Buat semua sahabat ECCE yang sedang bertungkus lumus menyiapkan thesis.

Sabarlah duhai jiwa
Tuhanmu ada
Memburu cita
Meraih kasih
Merai cinta...

Doa jaya dan diganjarkan syurga buat semua pejuang Permata Negara...

Kredit gambar kepada Puan Rahimah Ithnin... Terima kasih

Sunday, September 6, 2015

Life is a test

Life is beautiful
Life is also a test
It is hard at times
It also hurts
Be patient
Time to acknowledge
Seek forgiveness
Seek guidance
Reflect and learn
Be grateful
Change for the better
Not bitter
Have faith!!Execute

Wednesday, September 2, 2015

ASUH FITRAH 2 - DISIPLINKAN ANAK-ANAK SEBELUM TERLAMBAT

Dikongsikan artikel Ummu Itqan



http://sinarsinggahsana.blogspot.com/2009/04/asuh-fitrah2-disiplinkan-anak-anak.html


Asuh Fitrah2 - Disiplinkan Anak-Anak Sebelum Terlambat



"Setiap anak dilahirkan atas fitrah. Ibubapanyalah yang meyahudikannya atau menasranikannya atau memajusikannya. (Hadis Riwayat Bukhari)"

Dalam entry Asuh Fitrah 1 dulu saya ada mencoretkan bagaimana anak-anak kecil yang sedang bertatih itu perlu disantuni dari segi fitrahnya. Ramai juga yang membaca entry itu dan bertanya apabila bersua di luar, "sampai bila anak-anak itu perlu dibiarkan mengikut lentur fitrahnya? bimbang jika dibiarkan, lain pula jadinya."

Ibu-ibu prihatin yang membaca entry ini, ingin saya ingatkan, perkembangan anak-anak yang cenderung menurut fitrah azalinya itu perlu dibimbing, dipantau dan disalurkan pada tempatnya. Ada masanya mereka dibelai, ada masanya mereka juga perlu didedahkan kepada disiplin terutamanya setelah mereka mencapai tahap mumaiyiz.

Latih dan perkenalkan disiplin secara bertahap mengikut pemahaman anak-anak. Penyampaian itu perlu dipermudahkan tanpa menggunakan kaedah ugut atau ancaman secara tak langsung.

Dalam hidup, setiap masa ada disiplin yang perlu dipatuhi. Disiplin itu bukanlah sekadar peraturan atau undang-undang ketat yang diterap secara kekerasan. Disiplin lebih bersifat amalan dan peraturan hidup yang tersusun dan terorganisasi, menjadikan seseorang individu itu kemas dalam penampilan, pemikiran dan perlakuannya.

Pertama
Solat merupakan pendekatan terbaik bagi membina disiplin diri. Melaksanakan tuntutan solat membuktikan kita sedar adanya keterikatan antara kita sebagai hamba dengan Pencipta. Ada tanggungjawab yang perlu dilaksanakan. Justeru, mendidik anak bersolat terletak atas kewajipan mutlak ibu bapa. Pada usia tujuh tahun anak-anak perlu disuruh bersolat dan pada usia sepuluh tahun, anak-anak itu boleh dihukum jika tidak bersolat. Jika dihayati mafhum hadis ini, kenapa umur 7 tahun yang dinyatakan? bukan 5, bukan 6. Secara purata, anak-anak mencapai peringkat mumaiyiz pada usia 7 tahun. Tempoh yang diberikan untuk mendidik anak-anak melaksanakan solat ialah selama tiga tahun. Setelah sempurna didikan itu, dan anak-anak masih meninggalkan solat, barulah dibolehkan untuk menjatuhkan hukuman atas mereka. Mulakanlah didikan ini dengan mengajak mereka solat bersama-sama. Berjemaah di rumah atau dibawa ke surau untuk sama-sama berjemaah. Perdengarkan bacaan dalam solat dan minta anak-anak mengikutnya. Jangan lupa ganjaran bagi mereka yang berjaya melaksanakan solat (pada peringkat awal sahaja).

Perkara lazim yang berlaku dalam masyarakat kita, tempoh tiga tahun yang diberikan untuk mendidik anak-anak solat itu tidak digunakan dengan sebaik-baiknya. Juga mereka gagal menghukum anak-anak yang tidak solat pada usia 10 tahun. Lebih parah, dibiarkan sahaja anak-anak itu tanpa teguran. Sebenarnya pada peringkat usia 10 tahun, jiwa anak-anak masih lembut dan boleh dilentur. Mereka jarang melawan jika ditegur atau dihukum. Sekiranya dibiarkan sehingga peringkat pertengahan remaja, baru hendak menghukum atau menegur, anak-anak ini sudah pandai memberontak atau melawan. Maka, tersandarlah ibu bapa keletihan kerana penat menegur anak-anak yang enggan solat. Kesilapannya terletak pada ibu bapa itu sebenarnya, kerana tidak menghargai tempoh masa fitrah yang telah ditetapkan Allah dalam melentur jiwa anak.
Maka, para ibu bapa sekalian, masa yang berlalu tidak akan kembali lagi, selagi masih berupaya membentuk generasi soleh wa musleh, teruskan usaha antum, Jangan berputus asa..Anak-anak yang jinak jiwanya dengan hukum-hukum Allah akan lembut juga bila bermuamalah dengan manusia.

Kedua
Ajarlah anak-anak membersihkan persekitaran bilik mandi dan tandas di rumah. Boleh dibuat jadual tugasan mingguan giliran bagi anak-anak untuk membersihkan tandas dan bilik mandi. Aktiviti ini sebenarnya melentur sikap ego anak-anak juga menanam sifat tawaduk. Walaupun ada bibik di rumah, anak-anak patut difahamkan bahawa tanggungjawab menjaga kamar persendirian seperti tandas dan bilik mandi adalah tugas yang wajib dilaksanakan oleh mereka. Mereka juga seharusnya difahamkan bahawa kebersihan kamar mandi dan tandas itu melambangkan nilai peribadi dan disiplin diri.

Masih segar dalam ingatan saya, sewaktu kami adik-beradik di peringkat sekolah rendah lagi, abah telah melatih kami mengurus kebersihan persekitaran rumah. Pagi hujung minggu biasanya adalah masa 'gotong-royong' keluarga yang akan berakhir dengan hidangan makan tengah hari yang istimewa. Abah mengajar kami bagaimana menggunakan berus tandas, membersihkan lantai bilik mandi dan menghilangkan habuk di almari buku. Juga, membantu mama menghantar plastik sampah ke tong sampah di luar rumah. Memang rasa puas bila rumah bersih atas daya usaha bersama.

Ketiga
Anak-anak juga perlu diajar menghargai masa. Masa makan, masa tidur, masa bangun dari tidur, masa solat, masa beriadah dan sebagainya perlu ada penetapan. Bukannya membiarkan anak-anak itu mengikut aturan masa mereka sendiri. Masa makan contohnya, adalah masa bersama-sama keluarga. Makan bersama-sama boleh mengeratkan kemesraan dan menjadi wadah untuk ibu bapa menyelami perasaan anak-anak.
Contoh terdekat yang boleh diperihalkan di sini ialah berkenaan dengan Pak Ngah Man, abang kepada abah. Memang menjadi amalan keluarga itu untuk makan bersama-sama. Selagi ahli keluarga tidak cukup, mereka tidak akan mula makan. Keutamaan diberikan kepada orang-orang yang lebih tua untuk menjamah makanan dahulu barulah diikuti oleh anak-anak. Selagi Ngah MAn belum mula makan, anak-anak juga tidak akan menyentuh makanan. Sehingga kini kemesraan memang sering terpancar dalam keluarga itu setiapkali bertemu meskipun anak-anaknya semua sudah berumahtangga.

Keempat
Pada peringkat anak-anak sudah mumaiyiz (antara 6-7 tahun), anak-anak boleh diajar mengemaskan tempat tidur setiap pagi sebelum ke meja makan untuk bersarapan. Cadar katil ditegangkan mengikut kemampuan, bantal disusun di kepala katil. Selimut dilipat dan diletakkan di tempatnya. Latihan ini penting supaya anak-anak terbiasa mengurus kawasan persendiriannya dengan baik. Permulaannya ibu bapa boleh membantu dan melakukan perkara tersebut bersama anak-anak. Apabila mereka sudah terbiasa sekali-sekala ibu bapa bolehlah menjalankan 'inspection' kekemasan bilik. Sekiranya anak-anak ini tidak pernah dilatih mengemas tempat tidur sendiri, atau sekadar melepaskan tugasan itu kepada bibik di rumah, anak-anak tidak akan belajar erti tanggungjawab. Bilik anak-anak yang kotor dan bersepah-sepah sebenarnya melambangkan peribadi yang gersang dari disiplin. Bukti kegagalan ibu bapa mendisiplinkan anak-anak! Jadi, sebelum anda melenting memarahi anak-anak remaja yang langsung tidak ambil peduli hal-ehwal kebersihan rumah, cuba introspeksi diri anda, pernahkah anda luangkan masa mendidik mereka erti kebersihan dan kekemasan semasa peringkat umur mereka sepatutnya dilatih?

Cukup dulu buat setakat ini...akan bersambung lagi pada masa akan datang..

'Didiklah anak-anak kamu dengan tiga hal: mencintai Nabi, mencintai ahli baitnya, dan mencintai al-Quran..(Hadis Riwayat At-Thabrani)

ASUH FITRAH-MENYANTUNI FITRAH ANAK-ANAK

Dikongsikan artikel Ummu Itqan

http://sinarsinggahsana.blogspot.com/2009/02/asuh-fitrah-menyantuni-fitrah-anak-anak.html

TUESDAY, FEBRUARY 3, 2009

Asuh Fitrah: Menyantuni Fitrah Anak-Anak

Lama bercuti dan berehat dari kerja-kerja jemaah, akhirnya berkesempatan menyertai T.O.T (Training for Trainers) Asuh Fitrah anjuran JK Athfal dan Aulad bawah pimpinan Kak Anfaal pada 31 Januari lalu.Sepetang dihabiskan mengelola dan menyertai program. Terlalu banyak perkara baru yang dipelajari terutamanya hal ehwal pendidikan anak-anak awal usia..kalau sebelum ni banyak membaca teori2 ciptaan penulis barat tentang perkembangan anak-anak, kali ini berkesempatan melihat dan mempelajari sendiri hands-on experience dari individu-individu berpengalaman yang rata-ratanya memiliki taska dan tadika sendiri.

Benar seperti kata Mak Cik Rosnah (speaker dan penulis buku berpengalaman dalam pendidikan awal usia), anak-anak perlu dibelai dan diasuh mengikut fitrahnya bukan mengikut kehendak ibu bapa. Perkara yang selalu gagal difahami oleh ibu bapa tentang anak-anak ialah wujudnya 'sensitive period' sepanjang perkembangan mereka. Contohnya, semasa anak-anak sudah pandai bertatih, ada satu tempoh kita dapati anak-anak ini suka sangat memanjat tangga (sensitive period for stairs climbing). Selalunya, kita akan halang anak itu sebab takut terjatuh atau tercedera. Lalu kita pasang semacam pagar di tangga untuk halang anak dari memanjat tangga. Secara tidak sedar kita halang perkembangan fizikal mereka yang sepatutnya dipuaskan secara fitrah. Sedangkan aktiviti (memanjat tangga)tersebut melatih perkembangan psikomotor anak-anak. Juga menanam rasa yakin diri pada anak-anak. Sepatutnya, biarkan sahaja anak-anak itu meniti tangga. Jangan dihalang, tetapi dipantau dari jauh. Ibu bapa boleh sahaja mengikut dari belakang dan apabila anak-anak berjaya tiba di tangga paling atas, berikan ganjaran atas 'kejayaannya' itu.

Persekitaran anak-anak juga sepatutnya lebih child-centered bukan adult centered. Maksudnya, persekitaran rumah perlu membantu ke arah mengasuh fitrah anak-anak ini. Jangan terlalu taksub dengan perhiasan rumah yang mahal dan pelbagai sehingga menghalang perkembangan fizikal dan mental anak-anak. Pada usia 0-3 tahun, anak-anak perlu dibelai dan disantuni. Mereka terlalu kecil untuk memahami jerkahan atau herdikan daripada ibu bapa (terutamanya ketika menyepah rumah dengan kertas atau mainan). Didik dan sentuh jiwa mereka dengan lembut serta kasih sayang. Kekerasan tidak membawa natijah yang positif pada peringkat ini. Pada peringkat usia 4-6 tahun boleh diperkenalkan konsep disiplin secara lembut. Contohnya, bungkusan makanan perlu dibuang dalam tong sampah, ampaikan tuala di tempatnya atau susun kasut sebelum masuk ke rumah. Anak-anak juga sudah boleh diajar konsep perkongsian pada peringkat ini. Contohnya, makan dengan kawan-kawan bekalan makanan yang dibawa ke sekolah atau pinjamkan pensel warna kepada kawan yang terlupa membawanya ke sekolah, atau masukkan sebahagian daripada duit belanja dalam tabung Palestin setiap hari.

Berikut disenaraikan tips untuk membantu perkembangan anak-anak secara fitrah:

1. Sensitive period: menyonteng
Selalunya: Kita marah apabila anak-anak menconteng dinding. Lalu kita sorokkan pen atau pensel supaya dia tidak dapat menconteng dinding.

Kesalahan kita: Menghalang perkembangan motor halus (penggunaan jari) dan daya tumpuan anak (fokus mata)

Sepatutnya: Salurkan minat menconteng pada tempat yang betul. Sediakan kertas dan melukislah bersama anak-anak ini. Beri ganjaran pada hasil 'seninya' dalam bentuk pujian, ciuman dan gosokan di kepala.(At the age of 18 months my little Itqan and Ijlal had already known the correct way of holding a pencil. Little Ijlal can spend hours doodling on her art book (used exercise book)instead of watching cartoons or playing with toys.)

2. Sensitive period: main pisau
Selalunya: Kita halang anak-anak masuk ke dapur setiap kali hendak masak. Apabila anak-anak menunjukkan minat untuk menggunakan pisau, kita marah kerana bimbang tercedera atau terluka.

Kesalahan kita: Mematikan minatnya terhadap kerja-kerja di dapur. Dia mungkin membesar dalam keadaan membenci atau tidak berminat dengan kerja-kerja di dapur.

Sepatutnya: Sediakan set memotong khas untuknya. Gantikan pisau yang tajam dengan pisau mentega misalnya dan sediakan satu ruang khas untuk dia 'menjalankan' kerja-kerja dapurnya. (my little Ijlal loves to 'help' everytime I cook. So, she has her own butter knife to cut pieces of potatoes or carrots)

3. Sensitive period: basuh pinggan
Selalunya: Kita larang anak-anak kecil untuk membasuh pinggan sendiri kerana tidak mahu mereka main air atau pinggan tak bersih atau takut pinggan pecah.

Kesalahan kita: Apabila anak-anak menunjukkan minat untuk mula membasuh pinggan, bermakna mereka telah faham sedikit sebanyak konsep kebersihan. Jika kita melarang, bermakna kita menghalang perkembangannya secara fitrah. Mereka mungkin cenderung menjadi 'rebel' jika keinginan ini tidak dipenuhi.

Sepatutnya: Tunjukkan cara yang betul untuk membasuh pinggan. Gunakan pinggan atau peralatan plastik jika takut pecah. Andainya tidak puas hati dengan kebersihan pinggan yang dibasuh, basuh semula ketika anak itu tidak nampak. Practice makes perfect. Selepas beberapa kali, pasti anak itu telah mahir. Selepas ini mereka pasti lebih bersemangat untuk membantu ibu di dapur kerana telah punyai satu kemahiran baru!

4. Sensitive period: makan sendiri
Selalunya: Kita tidak gemar membiarkan anak menyuap makanan sendiri kerana takut bersepah atau lambat makan.

Kesalahan kita: Secara tak langsung kita halang perkembangan koordinasi motor kasar dan halusnya (mencedok makanan dengan sudu, menyuap makanan ke mulut). Kita desak anak-anak supaya menghabiskan makanan dengan cepat sedangkan ketika makan itu derianya belajar mengenalpasti rasa dan tekstur makanan dan otaknya merekod maklumat yang dikenalpasti oleh deria itu.

Sepatutnya: Sediakan peralatan makan yang khas untuk anak-anak. Tunggu dengan sabar setiapkali anak-anak makan. Beri ganjaran setiapkali mereka berjaya menggunakan sudu atau garfu dengan betul (pujian, ciuman, tepuk tangan). Jangan dimarahi jika makanan tertumpah kerana mereka masih belum mampu mengawal pergerakan sebaik orang tua. (At the age of 3, little Itqan can eat on her own without my assistance. Little Ijlal still learning)
.........more tips to come

Sensitive period bagi setiap anak adalah berbeza-beza. Jangan dilabel anak-anak itu sebagai lambat jika dia belum mencapai tahap sebagai mana anak-anak lain. Bukanlah bermakna anak itu lemah tetapi tempoh 'sensitive periodnya' masih belum tiba. Jadi, bersabarlah dengan karenah anak-anak kerana mereka bertindak berdasarkan fitrah bukan logik akal. Semoga berjaya menjadi ibu bapa yang dirahmati Allah atas kesabaran antum mendidik anak-anak amanah daripada-Nya.


Itqan's Sensitive Period: Jaga baby


Ijlal's smile of satisfaction, done with her 'art' work